Bukittinggi-Dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap tanggal 23 Juli setiap tahunnya.Tahun 2024 ini sudah berusia 40 tahun HAN di Indonesia.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA RI) telah resmi mengumumkan tema Hari Anak Nasional (HAN) 2024, yaitu "Anak Terlindungi, Indonesia Maju". Tema ini mencerminkan pentingnya melindungi anak-anak sebagai kunci kemajuan bangsa di masa depan.
Berdasarkan pedoman dan bentuk penghargaan Pemko Bukittinggi kepada Hari anak Nasional tersebut, Pemko menggratiskan kepada anak - anak yang berusia 0 sampai 12 tahun untuk masuk kedalam objek wisata alias gratis.
Pemko Bukittinggi melalui Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Nauli Handayani, M.Si mengatakan, pada hari ini didalam memperingati Hari Anak Nasional, Pemko Bukittinggi melakukan serangkaian kegiatan perlombaan untuk berbagi dengan anak - anak kita, dan yang lebih menggembirakan lagi, Pemko Bukitinggi memberikan tiket gratis masuk Objek Wisata yang ada di Kota Bukittinggi.
"Berbagai aspek penting dalam perlindungan dan pemberdayaan anak, yaitu diantaranya Anak Cerdas, berinternet sehat memastikan anak Indonesia paham dan mampu memilah mana yang baik dan tidak baik, yang boleh dicontoh atau tidak, serta mencegah dampak-dampak buruk lainnya yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan digital dan penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi, " ujar Nauli.
Dikatakannya, suara Anak Membangun Bangsa dapat Memberikan ruang kepada anak dalam menyampaikan pandangan dan pendapatnya untuk memastikan kebutuhan pemenuhan hak dan perlindungannya dapat dilaksanakan sesuai dengan kepentingan terbaik bagi anak.
*Pancasila di hati Anak Indonesia
Di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh-pengaruh yang dapat mengancam cara pandang dan kondisi Anak Indonesia. Dalam hal ini anak-anak diajak dan diharapkan dapat semakin memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menjadi bagian dari nilai perjuangan yang harus ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan di tengah masyarakat, " tuturnya.
Menurutnya, Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor. Membina keberanian & kepemimpinan pada anak-anak Indonesia agar mereka berani memperjuangkan hak-haknya dan menjadi pelapor terhadap pelanggaran hak anak. Membangun kesadaran anak akan peran mereka sebagai agen perubahan dalam masyarakat.
Lanjut kata Nauli, pengasuhan Layak untuk Anak: Digital Parenting, Meningkatkan kesadaran orang tua dan pengasuh tentang pentingnya pola asuh yang mendukung perkembangan anak di era digital. Memberikan edukasi mengenal cara mendampingi anak dalam penggunaan teknologi, melindungi mereka dari dampak negatif digital dan memanfaatkan teknologi untuk memperkuat hubungan keluarga.
"Anak Merdeka dari Kekerasan, Perkawinan Anak, Pekerja Anak, dan Stunting, Mengupayakan lingkungan yang bebas dari kekerasan, perkawinan anak, pekerja anak dan stunting Membangun komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat dan keluarga untuk memastikan hak anak terpenuhi, anak tumbuh dengan sehat dan mendapatkan perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi, " pungkas Nauli.(**).